Kendala-kendala Seputar Eksistensi Perbankan Syari’ah di Indonesia

  • David Lumowa Universitas Klabat

Abstract

Kemampuan bertahan bank Syariah ditengah gejolak nilai tukar dan tingkat suku bunga yang tinggi telah teruji saat terjadi krisis ekonomi di Indonesia yang terjadi sejak tahun 1997. Bahkan menurut data bank Indonesia, antara tahun 1998-2001 total aset yang dimiliki Bank Syari’ah mengalami perkembangan sebesar 74% per tahun yaitu dari Rp 479 triliun menjadi Rp. 2.718 triliun di tahun 2001 atau sekitar 0.26% dibandingkan total aset bank umum. Sedangkan dana pihak ketiga yang dikelola pada periode yang sama mengalami kenaikan dari Rp 392 trilyun menjadi Rp 1.806 trilyun (Maman H. Somantri, 2002, hal. 2).


Perkembangan besar yang dialami perbankan Syari’ah di Indonesia bukan berarti bahwa kendala yang dihadapi serta menghambat perkembangan tersebut sudah tidak ada. Menurut penulis, secara garis besar masih terdapat empat kendala yang dihadapi bank Syari’ah di Indonesia yaitu: kendala fiqh, kendala hukum, kendala sosialisasi perbankan Syari’ah, dan kendala operasional. Dari hasil analisis terhadap kendala-kendala tersebut penulis sudah sampai pada sebuah kenyataan bahwa kendala-kendala yang dianggap bisa menghambat perkembangan perbankan Syari’ah bisa diubah menjadi sebuah motivasi dalam mengoreksi diri dan mendorong perbankan Syari’ah untuk meraih kemajuan yang lebih besar dibandingkan dengan yang sudah diraih selama ini.

Published
2003-06-30
How to Cite
LUMOWA, David. Kendala-kendala Seputar Eksistensi Perbankan Syari’ah di Indonesia. JBE (Journal of Business and Economics), [S.l.], p. 71-80, june 2003. ISSN 1412-0070. Available at: <https://ejournal.unklab.ac.id/index.php/jbe/article/view/223>. Date accessed: 04 oct. 2025.
Section
Articles